Penggunaan AI untuk Digital Marketing: Review Tools, Biaya, dan Kekurangannya

Ingin tahu cara mengoptimalkan penggunaan AI untuk digital marketing? Belakangan ini, bahasan tentang AI sedang benar-benar mengemuka. Bahkan data terbaru dari Google Trends memperlihatkan adanya lonjakan tajam pencarian keyword “Artificial Intelligence” dalam 5 tahun ke belakang.

Mau tak mau dunia memang harus beradaptasi dengan temuan teknologi ini. Lagipula, faktanya, AI ternyata terbukti bisa meringankan berbagai pekerjaan. Hal ini pun berlaku untuk dunia digital marketing atau pemasaran online.

Menarik, bukan? Karena itulah, di kesempatan ini, saya akan mencoba berbagi informasi bagaimana Artificial Intelligence dapat digunakan dalam bidang tersebut. Saya akan membahas plus minusnya, batasan-batasannya, sampai tools yang hemat saya akan berguna dalam bidang marketing online.

Sedikit tentang AI dan Digital Marketing

AI atau kecerdasan buatan secara sederhana bisa didefinisikan sebagai bagian dari disiplin ilmu komputer yang ditujukan untuk kerja-kerja kognitif. AI biasanya di-training dengan data dalam jumlah sangat besar untuk menghasilkan suatu pola menyerupai cara berpikir manusia. 

Dengan kata lain, AI lebih canggih dari mesin otomasi yang hanya merupakan mesin dengan “gerak tertentu.” Perkembangan teknologi ini pun tergolong pesat. Bahkan banyak sekali peralatan yang kita gunakan sehari-hari sudah memanfaatkan kecerdasan buatan, misalnya:

  • Voice assistant di ponsel yang 97% di-support oleh AI.
  • 23% chatbot yang digunakan perusahaan merupakan AI.

Semakin ke sini, Artificial Intelligence juga semakin banyak diadopsi untuk berbagai bidang, termasuk dalam dunia bisnis. Survei dari Techjury, misalnya, memperlihatkan bahwa 42% perusahaan di Amerika berminat mengadopsi AI untuk beberapa tahun ke depan.

Fungsi AI sendiri sangat beragam.  Salah satunya adalah untuk membantu berbagai pekerjaan digital marketing. Yap, sebagai orang yang bekerja di bidang ini, saya pun mengakui bahwa keberadaan kecerdasan buatan ini bisa sangat membantu mengurangi beban para pekerja. Namun di sisi lain, memang ada batasan-batasan tersendiri yang harus diperhatikan.

Optimalisasi Penggunaan AI untuk Digital Marketing: Tools yang Tersedia

Penggunaan kecerdasan buatan untuk marketing online bisa dispesifikasikan untuk manfaat-manfaat sebagai berikut.

1. Untuk Membuat Artikel

Ada beberapa tools kecerdasan buatan yang bisa digunakan untuk menghasilkan konten tulisan. Yang paling terkenal saat ini jelas ChatGPT. Namun di luar ChatGPT, ada juga tools lain yang sama menariknya seperti:

  • Surfer: membantu penulisan artikel SEO hingga mencari keyword. Bisa diakses di https://surferseo.com.
  • JasperAI: membantu mengedit, brainstorming, hingga membuat artikel. Bisa diakses di https://www.jasper.ai.
  • Textbuilder: membantu pembuatan artikel. Bisa diakses di https://app.textbuilder.ai.
  • Quilbot: untuk menerjemahkan teks dan parafrase. Bisa diakses di https://quillbot.com.
  • CopyAI: ideal digunakan untuk penulisan konten hingga email marketing. Bisa diakses di https://www.copy.ai.

Tiap tools memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Contoh, berdasarkan pengalaman saya, tool yang paling mudah digunakan untuk terjemahan dan mengecek grammar adalah Quilbot. Sementara chatGPT adalah tools yang paling fleksibel untuk berbagai kebutuhan. Meski demikian, keduanya sama bagusnya untuk kebutuhan parafrase.

Coba perhatikan parafrase yang dilakukan Quilbot (atas) dengan chatGPT (bawah). Sama bagusnya, bukan?

Tiap tools memiliki versi gratis dan berbayar. Saran saya, cobalah dulu versi gartisnya. Tentukan mana tools yang ingin digunakan. Misal, bila Anda perlu konten untuk media sosial dan email, Anda bisa memilih CopyAI. Namun bila Anda perlu artikel SEO friendly, gunakanlah Surfer.  

2. Untuk Membuat Gambar

Penggunaan AI untuk digital marketing juga bisa dilihat pada tools “image generator.” Ingat, keberadaan gambar sangat penting untuk online marketing. Bynder, misalnya, menyebut bahwa konten bergambar mendapatkan 40% share lebih banyak.

Berikut ini beberapa tools image generator berbasis kecerdasan buatan:

  • Fotor: tools yang bebas digunakan untuk menghasilkan berbagai gambar, termasuk gambar 3D, potret, dan anime. Bisa diakses di https://www.fotor.com/features/ai-image-generator.
  • Craiyon: image generator gratis tanpa harus sign up. Bisa diakses di https://www.craiyon.com.
  • Dream by WOMBO: AI generator yang mudah digunakan dan menyediakan berbagai style. Bisa diakses di https://dream.ai/create.
  • NightCafe: bisa menghasilkan gambar beresolusi tinggi. Bisa diakses di https://creator.nightcafe.studio.
  • DALL-E 2: image generator yang dibangun tim OpenAI. Bisa menghasilkan gambar dengan akurasi tinggi. Bisa diakses di https://openai.com/product/dall-e-2.

Hingga saat ini, saya sudah pernah menggunakan Fotor, Craiyon, dan NightCafe. Menurut saya Fotor dan NightCafe memiliki kualitas yang sama bagusnya. Sementara Craiyon meski bebas sign up, namun gambarnya seringkali kurang layak untuk marketing online.

Contohnya saja di bawah ini. Katakanlah Anda punya usaha pembuatan kue ulangtahun. Anda pun membuat gambar bertema ulang tahun anak.

Coba bandingkan. Terlihat bukan bahwa gambar dari NightCafe (kiri) lebih baik dibanding Craiyon (kanan)?

3. Untuk Video

Percaya tak percaya, AI juga sudah bisa menghasilkan video tersendiri. Tools seperti itu biasa disebut dengan nama Video Generator. Penggunaan AI untuk digital marketing ini tentu penting mengingat konten video sangat diperlukan untuk pemasaran online.

Berikut ini beberapa tools video generator.

  • Pictory: mudah digunakan untuk mengedit hingga membuat video dengan perintah teks. Bisa diakses di https://pictory.ai.
  • Deepbrain AI: video generator yang bukan hanya cepat, tapi juga mudah digunakan. Bisa diakses di https://www.deepbrain.io.
  • Synthesia: platform pembuatan video dengan avatar AI dan tersedia dalam berbagai bahasa. Bisa diakses di https://www.synthesia.io.
  • Elai: bisa digunakan untuk membuat video beraneka skala dengan style berbeda. Bisa diakses di https://www.elai.io.
  • InVideo: video generator yang paling cocok untuk kebutuhan marketing online. Bisa diakses di https://www.invideo.io.

Saya pribadi hanya pernah mencoba InVideo. Sebab tools inilah yang paling cocok untuk marketing digital. Hasilnya pun ternyata memang sangat baik.  

4. Untuk Email Marketing

Penggunaan AI untuk digital marketing berikutnya bisa difokuskan pada platform email marketing. Dan memang sudah ada beberapa platform email marketing yang disupport dengan teknologi AI, misalnya:

  • Omnisend: bisa digunakan untuk sms marketing juga. Email lebih personal dan platform pun terintegrasi dengan e-commerce. Bisa diakses di https://www.omnisend.com.
  • Optimail: sangat ideal untuk email yang lebih personal. Platform ini memungkinkan pengiriman pesan yang relevan ke pelanggan. Bisa diakses di https://www.optimove.com.
  • Sendinblue: Anda tinggal membuat isi email dan selanjutnya akan didesain Sendinblue sesuai mau Anda. Sendinblue bisa diakses di https://www.sendinblue.com.
  • EmailOctopus: platform sederhana dengan desain email yang bagus. Bisa diakses di https://emailoctopus.com.
  • Drift Email: bisa untuk email marketing maupun CS. Bisa mengirim pesan yang terpersonalisasi. Bisa diakses di https://www.drift.com.

Selain menyediakan generator email, tools-tools itu juga menyediakan alat analitiknya. Sehingga kerja divisi marketing akan sangat terbantu.

5. Untuk Analisis Data

Terakhir namun tak kalah penting, penggunaan AI untuk digital marketing juga bisa diterapkan pada penggunaan tools analisis data. Berikut ini beberapa contoh AI untuk kebutuhan tersebut:

  • Tableau: memungkinkan perhitungan kompleks dan visualisasi data yang bagus. Bisa diakses di https://www.tableau.com.
  • Polymer: bisa menyimpan data dalam database besar dan memberikan hasil analisis yang baik. Bisa diakses di https://www.polymersearch.com.
  • Microsoft Power BI: terintegrasi dengan beberapa aplikasi dan menampilkan dashboard yang terpersonalisasi. Bisa diakses di https://powerbi.microsoft.com.
  • MonkeyLearn: memberikan hasil visualisasi olah data yang rapi. Bisa diakses di https://monkeylearn.com.
  • Akkio: sangat cocok untuk pemula dan menyediakan neural network. Bisa diakses di https://www.akkio.com.

Semua tools di atas mudah digunakan tanpa harus mengerti coding dan skill khusus. Yang perlu dilakukan staff marketing hanyalah mengintepretasikan data yang sudah diolah tersebut lalu merumuskan strategi yang bagus ke depannya.

Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan AI untuk Digital Marketing

AI bagaimanapun juga hanya sebuah alat yang memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Bagi saya, pemanfaatan AI untuk bidang marketing pun tak lepas dari kelemahan maupun keunggulan tersebut. Seyogyanya, keunggulannya bisa dioptimalkan sementara kekurangannya bisa dikompensasi. 

Kelebihan

Beberapa kelebihan pemanfaatan AI untuk marketing online antara lain:

  1. Bisa memangkas budget. Sebuah penelitian dari IBM memperlihatkan bahwa penggunaan AI berhasil memangkas 30% pengeluaran untuk Customer Service. 
  2. Staf digital marketing bisa lebih fokus menyusun strategi yang bagus. Sebab sebagian kerjanya sudah dilakukan AI.
  3. Penggunaan AI untuk menganalisis data bisa lebih cepat, objektif, dan presisi.
  4. Sistem kerja lebih lancar karena tidak terhambat “human eror” dan keterlambatan dari deadline.
  5. Hasil kerja lebih prediktif sehingga tidak akan membingungkan tim lain. Misalnya, hasil penulisan yang lebih seragam sesuai standar yang disepakati.
  6. AI bisa meningkatkan pengalaman customer yang bersifat lebih personal. Misalnya, AI bisa diterapkan di website di mana ia akan mengatur tampilan web sesuai dengan preferensi pengguna. Hal ini kurang lebih mirip seperti yang diterapkan Alogaritma FB.

Kekurangan

Adapun, kekurangan penggunaan AI untuk digital marketing adalah:

  1. Di beberapa kasus, penggunaan kecerdasan buatan justru lebih mahal dibanding membayar tenaga manusia.
  2. AI bisa memangkas jumlah staf digital marketing dan menyebabkan pengangguran.
  3. Konten atau produk yang dibuat Artificial Intelligence cenderung monoton. Katakanlah ada 2 perusahaan yang menggunakan produk AI content writer yang sama. Hasilnya, kedua perusahaan pasti memiliki konten yang mirip.
  4. Beberapa produk AI, terutama chatbot masih terlalu robotik. Customer sering mengeluh ketika pertanyaan mereka ditanggapi oleh kecerdasan buatan ini.
  5. Harga produk AI, apalagi yang sudah sangat mirip manusia umumnya jauh lebih mahal.
  6. Informasi yang diberikan kecerdasan buatan belum tentu benar. Sehingga masih perlu koreksi dari manusia.
  7. Informasi yang diberikan AI kurang update. AI dibuat dengan training data manusia. Sehingga Artificial Intelligence cenderung harus menunggu update dari data-data terbaru buatan manusia.
  8. Hasil kerja kecerdasan buatan sangat tergantung dari instruksi yang diberikan. AI tidak bisa diminta “berinovasi sendiri.” Perintah yang diberikan juga harus detil.
  9. AI tidak bisa diminta untuk “improve.” Berbeda dengan pekerja manusia, AI tidak memiliki keleluasaan atau kemampuan melakukan “self-improvement.”

Penting Diperhatikan pada Penggunaan AI untuk Digital Marketing

Ada beberapa hal yang penting diperhatikan apabila kita menggunakan AI untuk kebutuhan digital marketing. Beberapa hal ini sebenarnya terkait dengan kekurangan kecerdasan buatan tersebut. Seperti yang saya sebut di atas, mestinya kekurangan-kekurangan Artificial Intelligence itu harus diantisipasi. 

Pertama, sangat perlu ditekankan bahwa AI tidak sepenuhnya reliable atau bisa diandalkan 100%. Setidaknya untuk saat ini, belum ada pengujian tentang valid tidaknya hasil kerja AI. Dengan demikian, kita wajib melakukan pengecekan dan koreksi.

Contoh, kita hendak membuat email marketing dengan AI. Meski kita sudah menggunakan tools seperti ChatGPT berbayar pun, email marketing tersebut harus diperiksa sebelum dikirimkan via platform email blast. Jangan sampai ada tulisan yang keliru atau informasi tak masuk akal.

Kedua, evaluasi harus dilakukan secara berkala. AI memang merupakan produk inovasi yang menakjubkan. Tapi alat ini pun bisa mengalami eror atau keterbatasan yang bersifat sistemik. Evaluasi sangat penting dilakukan terutama untuk kerja-kerja analitik. Seyogyanya, digunakan lebih dari 1 tools analitik sehingga bila ada yang salah, bisa segera dilakukan pengecekan.

Ketiga, tidak semua produk AI memiliki kualitas yang sama. Poin ini sangat krusial diperhatikan dalam penggunaan AI untuk digital marketing. AI adalah kecerdasan yang dibuat oleh perusahaan tertentu. 

Satu produk AI dengan yang lainnya tidak bisa disamakan mutu atau kualitasnya. Dengan kata lain, ada baiknya Anda berpikir matang-matang sebelum membeli satu produk kecerdasan buatan tersebu. Bila ada versi free trial, manfaatkanlah masa percobaan yang tersedia untuk membandingkan tools mana yang sekiranya dibutuhkan.

Keempat, banyak produk AI masih perlu dipoles. Tanpa polesan khusus, konten yang dihasilkan akan cenderung mirip dengan perusahaan lain yang menggunakan tools serupa. Kadang produk yang dihasilkan juga cenderung monoton, tak kreatif, dan tidak sesuai brand.

Contoh, Anda memiliki usaha jual kosmetik di IG. Anda biasa menyapa pelanggan dengan sebutan “beb.” Saat menggunakan AI dalam pembuatan konten, pastikanlah penggunaan kata beb masih diteruskan. Staff penulis dapat berperan melakukan editing sekaligus polesan agar konten cocok dengan gaya brand yang dipromosikan.

Kelima, AI tidak selalu lebih hemat dibanding tenaga manusia. Di negara barat, teknologi ini memang lebih murah sebab upah pekerja di negara seperti Jerman dan Amerika sangat tinggi. 

Di Jerman, misalnya, minimum wage mereka adalah 25 jutaan. Sementara di Amerika, upah bulanan mereka 17 jutaan. Di Indonesia? Minimum wage tertinggi di berbagai provinsi bahkan tak ada yang mencapai 10 juta.

Keenam, penggunaan AI perlu kepiawaian tersendiri. AI pada akhirnya hanyalah sebuah tools. Bila yang menggunakannya kurang mahir, hasilnya pun tak akan baik. Sebaliknya bila yang menggunakannya mahir, pasti hasilnya bagus. Di era serba AI ini, mestinya staf marketing diedukasi agar dapat menggunakan kecerdasan buatan ini dengan baik.

Ketujuh, tidak sensitif isu sosial. Kecerdasan buatan sebagaimana namanya memang dibuat oleh manusia yang rentan dengan bias politik dan sosial. Alhasil kerja AI pun ada kalanya mengandung bias yang tidak sensitive dengan isu sosial. Misalnya saja yang terjadi pada chatbot twitter Microsoft. Chatbot tersebut mengeluarkan beberapa cuitan yang sangat diskriminatif. 

Berapa Biaya Penggunaan AI untuk Digital Marketing?

Pemanfaataan kecerdasan buatan untuk pemasaran digital tentu tak lepas dari aspek biayanya. Apalagi seperti diterangkan di atas, kadang kala biaya AI justru lebih mahal dibanding biaya tenaga kerja manusia.

Pengalaman saya sendiri cukup terbatas untuk persoalan ini. Sebab divisi marketing tempat saya bekerja tak sepenuhnya mengandalkan AI. Namun, menurut Webfx, total biaya untuk Artificiall Intelligence yang dibutuhkan sebuah perusahaan bisa mencapai angka $40000 per tahun atau sekitar 600 juta per tahun. Bahkan angka tersebut bisa melonjak hingga 4 milyar rupiah untuk AI yang terkustomisasi.

Di negara-negara Eropa biaya 600 juta per tahun jelas murah. Namun di Indonesia, biaya tersebut tentu mahal, apalagi untuk bisnis skala menengah.

Saran saya, selama tools AI masih mahal, kombinasikanlah kerja robot ini dan manusia. Apalagi AI sendiri belum sepenuhnya bisa dilepas dari instruksi manusia.

Simpulan tentang Penggunaan AI untuk Digital Marketing

Di zaman serba digital ini, penggunaan kecerdasan buatan untuk kebutuhan digital marketing adalah hal yang wajar. Tak bisa ditampik bahwa teknologi ini bisa sangat membantu kerja manusia, termasuk dalam berbagai strategi marketing online.

Hingga tulisan ini dibuat, sudah ada banyak tools AI yang bisa digunakan untuk membuat video, artikel, email marketing, desain grafis, hingga analisis data. Tapi apakah lantas semuanya bisa dilimpahkan ke AI?

Bagi saya jawabannya jelas tidak. Bagaimanapun juga, inovasi AI belum dapat menggantikan sepenuhnya kerja staf digital marketing. Atau dengan kata lain, meski penggunaan AI untuk digital marketing terbukti memberikan manfaat yang sangat besar, namun untuk saat ini AI belum reliabel sepenuhnya. Staf marketing masih tetap harus melakukan pemeriksaan, koreksi, hingga evaluasi.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Tanya produk?