Salah satu pertanyaan yang kerap dibahas di antara para marketer digital adalah: berapa kali kirim email marketing yang ideal agar konversi naik dan spam rate turun? Topik tersebut bisa menghasilkan jawaban yang berbeda-beda.
Beberapa marketer percaya bahwa semakin sering mereka membombardir subscriber dengan pesan promosi, hasilnya semakin bagus. Namun mayoritas berpendapat bahwa harus ada batasan ideal terkait frekuensi pengiriman email marketing.
Survei yang dilakukan Technology Advice mengindikasikan hal serupa. Setidaknya 43% subscriber menyebut mereka ingin mendapatkan lebih sedikit email marketing. Yang mereka inginkan adalah peningkatakan kualitas pesan supaya lebih informatif.
Tak Mau Tahu Soal Batasan Maksimal Kirim Email? Ini Dampaknya
Menetapkan batasan berapa kali kirim email marketing sendiri memang cukup tricky. Sebab tidak ada rumus pasti yang bisa digunakan. Terlalu sering mengirimi pesan bisa membuat jenuh, namun terlalu lama tak mengirim pesan pun dapat membuat subscriber non-aktif.
Meski memusingkan, mengabaikan persoalan ini bukanlah solusi yang baik. Ada banyak dampak buruk yang harus ditanggung bila Anda salah dalam menetapkan frekuensi campaign.
1. Email Masuk Spam
Spam rate bisa didefinisikan sebagai jumlah keluhan spam yang diterima per total email yang dikirim. Komplain akan spam sendiri berasal dari customer yang umumnya jengah dengan frekuensi pengiriman email marketing yang berlebihan.
Active Campaign menyebut bahwa spam rate yang ideal adalah 0,01% atau 1 keluhan per 1000 email. Spam rate yang banyak dalam jangka panjang bisa membahayakan karena surel Anda akan mendapat reputasi buruk.
2. Unsubscribe Naik
Unsubscribe rate dapat dihitung dari persen jumlah unsubscribe yang terjadi pasca suatu campaign. Sama seperti spam rate, unsubscribe rate biasanya diakibatkan batas maksimal kirim email yang tak diperhatikan.
Nilai ideal unsubscribe rate adalah 0,5%. Di atas itu, Anda akan rugi sebab bisa mengalami list growth minus. Karena itulah penting memahami berapa kali kirim email marketing dalam jumlah yang ideal.
3. Angka Penjualan Turun
Selain spam rate dan unsubscribe yang meningkat, mengabaikan persoalan frekuensi pengiriman email marketing juga bisa berdampak pada jatuhnya angka penjualan.
Hal ini bisa disebabkan karena pengiriman yang terlalu sering atau malah pengiriman yang terlalu kurang. Pengiriman yang terlalu kurang, misalnya, akan membuat subscriber membeli di tempat lain yang lebih aktif dalam melakukan campaign.
Menentukan Berapa Kali Kirim Email Marketing yang Ideal
Seperti disebut di atas, tidak ada angka pasti untuk menjawab batas maksimal kirim email untuk kebutuhan marketing. Apalagi tiap usaha memiliki produk yang berbeda dengan pendekatan yang berlainan. Jadi daripada mencari angka yang tetap, sesuikanlah frekuensi pengiriman berdasarkan hal-hal berikut ini.
1. Jenis Usaha
Bayangkan begini, Anda memiliki usaha di mana customer umumnya melakukan pembelian setahun sekali. Di sisi lain, kawan Anda memiliki usaha yang pesanannya dilakukan beberapa kali dalam satu minggu.
Untuk promosi email marketing, Anda dan teman Anda tentu harus menetapkan batas maksimal kirim email yang berbeda. Teman Anda, misalnya, perlu lebih sering mengirimkan pesan promo karena putaran pembeliannya sangat cepat.
Di sisi lain, bila Anda mengikuti strategi tersebut, subscriber Anda malah akan jengah. Mereka merasa belum butuh pesan promosi karena barang yang dibeli masih ada.
SendGrid pun menyatakan hal serupa. Tiap usaha memiliki angka ideal terkait berapa kali kirim email marketing per bulan. Usaha di bidang pertanian, contohnya, cukup dengan pengiriman 3 pesan per bulan. Namun newsletter infotainment memerlukan 2-3 campaign per minggu.
2. Segmentasi untuk Tetapkan Frekuensi Pengiriman Email Marketing
Perilaku tiap kelompok dalam menerima email berbeda-beda. Jadi hal ini pun perlu diperhatikan untuk menetapkan berapa kali kirim email marketing yang ideal.
Contoh, data memperlihatkan bahwa kebanyakan perempuan mau membaca sebuah email bila ada diskon yang menarik. Sementara laki-laki membaca sebuah email karena suka dengan informasi yang diberikan.
Artinya, bila subscriber Anda kebanyakan lelaki, Anda harus mengurangi pesan penjualan yang berlebihan. Hal ini pun berlaku pada demografi lainnya, baik itu usia, jenjang pendidikan, hingga lokasi di mana mereka tinggal.
3. Perhatikan Waktu Khusus untuk Tentukan Angka Maksimal Kirim Email
Ada waktu-waktu khusus di mana Anda harus meningkatkan jumlah email yang dikirim. Misalnya menjelang idul fitri. Pada momen tersebut, masyarakat sedang menggebu untuk berbelanja.
Mereka akan dengan senang hati mendapatkan kiriman aneka promo dan info produk terbaru. Jadi bila biasanya Anda hanya melakukan campaign seminggu sekali, di momen tersebut Anda bisa mengirimkan promosi 2-3 kali dalam satu minggu.
4. Gunakan Survei untuk Tahu Berapa Kali Kirim Email Marketing yang Ideal
Anda juga bisa menetapkan frekuensi pengiriman email marketing yang ideal dengan menggunakan survei.
Buat pertanyaan seperti, apakah email yang Anda kirimi selama ini sudah baik? Apakah mereka ingin frekuensi pengiriman pesan tersebut ditambah atau dikurangi.
5. Lihat Trend Data
Strategi email marketing senantiasa bersifat kontinyu. Jadi, Anda harus selalu update dengan trend data di lapangan.
Bila perlu lakukanlah A/B testing. Ujilah performa campaign pada mereka yang dikirimi email seminggu sekali, dua minggu sekali, hingga tiga minggu sekali. Pilih frekuensi pengiriman email marketing yang paling efektif berdasarkan pengujian tersebut.
Gunakan Data Analitik untuk Tahu Berapa Kali Kirim Email Marketing yang Ideal
Seperti dijelaskan pada poin 5, Anda perlu senantiasa melihat trend data di lapangan. Cek selalu metrik-metrik penting seperti:
- Open rate
- CTR
- Conversion rate
- Spam rate
- Unsubscribe rate
- Bounce rate
- Dan lainnya
Jadi gunakanlah tool yang tepat agar bisa mengumpulkan data, menganalisisnya, dan mengevaluasinya.
Sebab pada akhirnya, tiap kelompok subscriber memiliki polanya sendiri-sendiri. Contoh, selama ini sering dikatakan bahwa 5 pesan per minggu bisa meningkatkan penjualan secara signifikan.
Namun studi kasus yang dilakukan Entrepreneur justru membuktikan hal yang sebaliknya. Sebuah perusahaan finansial mengalami lonjakan unsubscribe ketika mereka mengirimikan pesan 2 kali per minggu.
Berdasarkan uji coba yang dilakukan, mereka akhirnya melakukan pengiriman email tiap 2 minggu sekali. Hasilnya? Sangat baik.
Tips Menetapkan Batas Maksimal Kirim Email
- Lakukan riset terlebih dahulu dengan A/B testing seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
- Selalu ingat, tak ada angka pasti untuk menentukan frekuensi pengiriman email marketing. Selalu lakukan riset dan analisis data.
- Konsisten. Jangan tiba-tiba mengubah strategi tanpa dasar yang jelas.
- Jangan mentah-mentah meniru strategi orang lain sebab tiap usaha memerlukan pendekatan yang berbeda.
- Jujur dengan customer. Pada formulir subscription, langsung tulis berapa kali Anda hendak mengirimi mereka pesan.
Gambar: https://www.heartinternet.uk/blog/how-to-build-up-your-mailing-list/
Simpulan tentang Frekuensi Pengiriman Email Marketing yang Ideal
Berapa batas maksimal kirim email marketing? Jawabannya relatif. Tidak ada angka yang tetap untuk menjawab berapa kali kirim email marketing yang ideal baik per minggu ataupun per bulan.
Anda harus menentukan sendiri angka yang tepat berdasarkan karakter subscriber, tipe usaha, waktu-waktu khusus, preferensi pribadi, hingga opini customer.
Gunakan juga data analitik untuk mengetahui perilaku subscriber dan reaksi mereka atas jumlah frekuensi pengiriman email marketing yang diterapkan. Meski proses analisis ini membutuhkan waktu dan harus dilakukan kontinyu, namun manfaatnya “worth it.”
Dengan menetapkan batas maksimal kirim email yang ideal, Anda bisa meningkatkan open rate, ctr, hingga konversi. Di sisi lain, mengetahui berapa kali kirim email marketing yang ideal juga bisa membantu menurunkan spam rate, unsubscribe rate, dan budget yang membengkak.
PS.
Ada beberapa platform email marketing yang tidak membebankan biaya besar pada frekwensi pengiriman email. Jadi bisa sesering yang anda inginkan tanpa perlu memikirkan biaya. Nah salah satunya adalah platform yang ini nih.
Frekuensi email marketing yang sering, kerap kali membuat anda akan kehabisan ide. Nahh, supaya lancar mengirim emailnya, sepertinya perlu banget baca ini.